Sabtu, 20 April 2013

MIX DESAIN BETON

PENGERTIAN BETON

Beton adalah bahan yang diperoleh dengan cara mencampurkan aggregat (pasir dan kerikil), air dan semen atau bahan perekat hidrolis lainnya yang sejenis. Campuran pasir, air dan semen disebut mortar.
Beton bukanlah suatu bahan yang langsung diperoleh dari alam sebagai mana material lainnya, tetapi terbentuk atas dasar pengolaan/penggodokan dari beberapa material alami atau buatan sehingga membentuk suatu massa yang kompak dan kokoh. Pemilihan beton sebagai bahan konstruksi pada bangunan, jalan maupun jembatan serta bangunan massal lainnya adalah merupakan hal sangat baik, karena bahan ini memiliki banyak keuntungan, contohnya :
a.       Bahan pembentuk beton relatif mudah diperoleh dari alam seperti pasir dan kerikil, oleh karena itu bahan ini akan lebih ekonomis.
b.      Mampu menerima tekan/desak yang lebih tinggi.
c.       Dapat dicor kedalam berbagai bentuk cetakan bila betonnya masih segar.
d.      Perawatan mudah dan ringan biaya.
e.       Awet dan tahan terhadap temperatur tinggi.
Dibalik dari keuntungan diatas, bukan berarti tidak memilik kelemahan, yaitu antara lain :
a.       Kemampuan untuk menerima kuat tarik lebih rendah.
b.      Akibat adanya pembebanan akan terjadi perubahan bentuk rayapan “creep” .
c.       Akan terjadi retak ringan akibat muai susut.
d.      Tidak dapat digunakan sebagai bangunan sementara.

B.     BAHAN PEMBENTUK BETON
Air sebagai media pencampur untuk pengerasan beton, mempunyai kedudukan 8-10% dengan kata lain komposisi air ± 10% dalam campuran aduk beton, semen berfungsi sebagai bahan perekat dalam beton yang mempunyai kedudukan 12-18% atau ± 15%, aggregat halus sebanyak 28-35% atau ± 30%, dan aggregat kasar antara 40-50% atau ± 45% dalam beton.
C.     PERENCANAAN BETON (MIX DESIGN)
Proporsi unsur pembentuk beton harus ditentukan sesuai dengan prosedur yang berlaku sehingga dapat memenuhi persyaratan, yaitu ;
1.      Kelecakan yang tepat akan memudahkan pengadukan beton, hal ini sangat tergantung pada volume pasta adukan, keenceran pasta adukan, ketepatan perbandingan antara aggregate halus dan kasar.
2.      Kekuatan rencana dan ketahanan kondisi beton setelah mengeras.
3.      Ekonomis dan optimum dalam pemakaian semen.
Untuk menentukan proporsi bahan-bahan pembentuk beton dikembangkan dengan berbagai metode secara emperis, berdasarkan hasil percobaan adukan beton yang pernah dibuat, pembuatan beton dilakukan setelah pemeriksaan benda uji sehingga dapat terpenuhi persyaratan yang berlaku.
D.     PERENCANAAN CAMPURAN BETON METODA DOE (Departemet Of The Environtment)

ü  Tahap I
Data yang diperlukan :
1.      Kekuatan karakteristik yang direncanakan paa umur 28 hari (K28=…..) Kg/Cm²
2.      Nilai slump rencana (slump =……mm)
3.      Hubungan kekuatan karakteristik dengan standar deviasi untuk menentukan standar rencana (Sr =…..Kg/Cm²)
4.      Tentukan proporsi cacat (…% cacat = ……K =…..) sesuai dengan kemampuan pelaksanaan pengawasan dilapangan.
5.      Tentukan type semen yang digunakan  OPC/SRPC/RHPC
6.      Pedomani rekapitulasi data pengujian aggregat dari laboratorium.

ü  Tahap II
Penentuan Faktor Air Semen
1.      Mutu beton kekuatan karakteristik  (σ bk) umur 28 hari
2.      …%cacat =……. K =…..
3.      Deviasi Standar s,r =…………….Kg/cm²
4.      Kekuatan tambahan =     k . Sr    =…………Kg/cm²
5.      Target kekuatan rata-rata  (σ bk + k.Sr ) =…… Kg/cm²
6.      Dari type semen dan aggregat dengan menggunakan tabel.
7.      Cari nilai f a s dengan menggunakan tabel antara kekuatan tekan beton dan factor air semen 0,5

BAPAK BETON INDONESIA


Prof. Dr. Ir. Wiratman Wangsadinata adalah salah satu pakar dan praktisi di bidang konstruksi Indonesia. Ia merupakan seorang putra terbaik bangsa yang tidak diragukan dedikasi, integritas dan profesionalisme sebagai engineer dan enterpreneur bahkan guru besar yang sukses di bidang infrastruktur.
Karya-karyanya yang monumental telah menghiasi perjalanan sejarah bangsa Indonesia antara lain adalah Gedung Wisma Nusantara, Wisma Dharmala, Bakrie Tower dan Duku Atas Tunnel di Jakarta, Jembatan Ampera di Palembang, Jembatan Rajamandala di Bandung, Restorasi Candi Borobudur di Magelang serta Keuliling Dam di Aceh. Di pembangunan hotel dan apartemen, Wiratman merancang Four Seasons Residential Apartments, Mal Ciputra, dan Hotel Aryaduta.
Wiratman juga merancang Pembangkit Listrik Tenaga Air Mrica, Banjarnegara, PLTA Merangin, PLTA Kusan, Pembangkit Gresik, Telecommunication Tower dan Menara Jakarta. Menara Jakarta akan menjadi tower tertinggi di dunia dengan ketinggian 558 meter.
Wiratman dilahirkan di Jakarta tahun 1935 dan lulus sebagai Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1960. Setelah lulus dari ITB ia langsung menjadi tenaga pengajar (luar biasa) di Jurusan Teknik Sipil ITB. Ia mengambil doktor di ITB dan mendapatkan gelar doktor pada tahun 1992 dalam bidang Rekayasa Struktur dengan predikat Cum Laude. Pada tahun 1995 sampai 2004 ia menjadi Guru Besar di Jurusan Teknik Sipil ITB. Dan sejak tahun 2005 menjadi Guru Besar Emeritus di Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara. Wiratman diangkat menjadi  anggota Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dari tahun 2003 sampai tahun 2006.
Wiratman Wangsadinata adalah Pendiri dan direktur utama PT. Wiratman & Associates, Multidisciplinary Consultant, yang telah berdiri sejak tahun 1976 dan sampai kini telah terlibat dalam perencanaan dan supervisi ratusan bahkan ribuan proyek-proyek konstruksi dari mulai jembatan, dam, jalan dan yang cukup banyak adalah gedung-gedung tinggi. Beliau juga lah yang menggagas tentang peraturan gempa di Indonesia.
Wiratman mulai mengembangkan kariernya sebagai Insinyur Perencana di Jawatan Jalan-jalan dan Jembatan Dep. PU pada tahun1960 sampai tahun1965, menjadi Direktur dari PN Perencana INDAH KARYA pada tahun 1965 sampai tahun 1970, diangkat menjadi Pengawas Pemerintah untuk perencanaan dan pelaksanaan Gedung Wisma Nusantara bertingkat 30, proyek investasi Pemerintah sekaligus gedung tinggi pertama di Indonesia pada tahun 1970 sampai tahun 1973, kemudian ditunjuk menjadi Konsultan pada Proyek Pemugaran Candi Borobudur yang disponsori oleh UNESCO pada tahun 1973 sampai tahun 1983.
Selama ini ia telah menulis lebih dari 200 makalah teknik yang dipresentasikan dalam berbagai konferensi nasional maupun internasional. Wiratman telah mendapatkan sekitar 14 penghargaan nasional maupun internasional atas jasa-jasanya seperti penghargaan karya konstruksi 2003, penghargaan Adhicipta Rekayasa untuk Teknik Sipil dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII), ASEAN Achievement Award dari ASEAN Forum dan penghargaan lainnya.
Inspirator dan motivator bagi perekayasa di Indonesia ini juga memegang paten dalam pembuatan terowongan “Sistem Antareja” No. ID 0 009 677.  Ia juga menyandang Sertifikat Insinyur Profesional Utama (IPU) dari PII dan Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI).


Foto: wiratman.co.id Dari berbagai sumber

UTILITAS BANGUNAN



MAKALAH
UTILITAS BANGUNAN

”PENYEDIAAN AIR BERSIH DINGIN DALAM BANGUNAN”

Description: D:\images.jpeg


OLEH
MICHAEL SULAIMAN HALAWA
16320/ 2010
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN




TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013

SISTEM PENYEDIAAN  AIR  MINUM  DINGIN
BAB   I
PENDAHULUAN
Bangunan  gedung  pada  umumnya  merupakan  bangunan  yang  dipergunakan  oleh manusia  untuk  melakukan  kegiatannya,  agar  supaya  bangunan  gedung  yang  dibangun dapat  dipakai,  dihuni,  dan  dinikmati  oleh  pengguna,    perlu  dilengkapi dengan  prasarana lain, yang disebut prasarana bangunan atau utilitas bangunan.   Utilitas  Bangunan  merupakan  kelengkapan  dari  suatu  bangunan  gedung,  agar  bangunan  gedung  tersebut  dapat  berfungsi  secara  optimal.  Disamping  itu  penghuninya akan merasa  nyaman, aman, dan sehat. Ruang lingkup dari Utilitas Bangunan diantaranya adalah :
1.      Sistem plambing air minum
2.      Sistem plambing air kotor
3.      Sistem plambing air hujan
4.      Sistem pembuangan sampah
5.      Sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran
6.      Sistem instalasi listrik
7.      Sistem pengkondisian udara
8.      Sistem transportasi vertikal
9.      Sistem telekomunikasi
10.  Sistem penangkal petir

        Salah  satu  bagian  dari  utilitas  bangunan  adalah  Plambing.    Termasuk  dalam  ruang lingkup plambing diantaranya adalah : sistem penyediaan air minum, sistem pembuangan  air kotor, dan sistem pembuangan air hujan didalam bangunan gedung. Plambing  dapat  didefinisikan  sebagai  berikut  :  Sistem  Plambing  suatu  bangunan gedung  adalah  :  perpipaan  sistem  penyediaan  air  minum,  perpipaan  sistem pembuangan air kotor, dan perpipaan sistem pembuangan air hujan.
        Karena plambing merupakan bagian dari utilitas bangunan, maka tujuan penempatan plambing  dalam  suatu  bangunan  gedung  juga,  agar  penghuni  bangunan  gedung  tersebut merasa aman, nyaman, dan sehat. 





BAB   II
SISTEM  PLAMBING  AIR  MINUM
2.1  U  M  U  M
Air adalah unsur penting yang sangat berperan dalam semua kehidupan, termasuk kehidupan manusia. Tidak saja karena sekitar (65-80) % dari tubuh manusia, terdiri dari cairan,  tetapi  juga  karena  di  dalam  air  itu  terdapat  berbagai  mineral  dan  unsur  kimia, seperti Ca, Fe, F, J, dan lain-lain yang diperlukan untuk pertumbuhan dan untuk menjaga kesehatan manusia.  Selain dari pada itu air juga merupakan tempat hidup binatang–binatang air, mulai dari ikan sampai mikroorganisme.  Mikroorganisme–mikroorganisme yang hidup di dalam air sangat bermacam–macam, ada yang pathogen (membahayakan bagi kesehatan manusia) dan ada yang tidak pathogen. Oleh karena itu, air disamping sebagai kebutuhan hidup juga sebagai media/sarana penularan penyakit.
Sejumlah penyakit menular,  terutama penyakit– penyakit perut yang tergolong dalam  “ Water borne deseases” , seperti typus, cholera, dan gastrolenteritis ( common diarhea ), adalah penyakit–penyakit yang dapat berkembang dan ditularkan  melalui  air.  Hal  ini  dapat  dijelaskan  sebagai  berikut  :    “Bila  sumur  tidak hygienis  dan  letaknya  dekat  sekali  dengan  kakus,  dimana  pada  kakus  itu  ada  faeses (kotoran manusia) yang mengandung kuman-kuman cholera, maka kuman-kuman cholera tadi akan ikut dengan air yang merembes masuk kedalam sumur. Bila air sumur yang telah terkontaminasi  oleh  kuman-kuman  cholera  digunakan  oleh  manusia  tanpa  pengolahan terlebih dahulu, maka kuman-kuman cholera itu akan masuk kedalam perut manusia dan akan berkembang biak, maka manusianya akan sakit”.  Disamping  air sebagai media penularan penyakit perut, air pun merupakan pelarut yang  sangat  baik.  Oleh  karena  itu  di  dalam  air  banyak  dijumpai  zat-zat  kimia  atau   mineral-mineral.  Zat  kimia  dan  mineral-mineral  itu  kadar  di  dalam  air  tergantung  dari daerah yang di laluinya.
Agar  supaya  air  itu  bisa  digunakan  oleh  manusia  secara  aman  (tidak mengganggu/ membahayakan kesehatan), maka organisme-organisme, bahan-bahan kimia dan mineral-mineral tadi keberadaannya harus pada batas-batas tertentu, dengan kata lain air tersebut harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat ini dinamakan syarat kualitas air minum.
Air minum bisa didefinisikan sebagai berikut : “Air minum adalah air yang telah memenuhi syarat kualitas air minum (syarat fisik, kimiawi dan bakteriologi)”, yang dikeluarkan oleh  Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2005, tentang Pengembangan  Sistem  Penyediaan  Air  Minum,  pasal  1  ayat  2.  Air  Minum  adalah  air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Syarat-syarat kualitas air minum adalah :
  Syarat fisik                 : jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dan   
  sejuk (temperatur dibawah suhu kamar).
  Syarat kimiawi            : air mengandung zat-zat kimia atau mineral-mineral dalam    
                                      kadar tertentu.
  Syarat bakteriologi      :air tidak boleh mengandung bakteri-bakteri pathogen.
Didalam  bangunan  gedung  air  minum  digunakan  untuk  berbagai  keperluan  yang menunjang kegiatan penghuninya, diantaranya adalah : keperluan untuk memasak, mandi, minum,  mencuci,  penggelontor  kakus,  menyiram  tanaman,  kolam  renang,  dan  lain sebagainya.
  
2.2  SISTEM  PENYEDIAAN  AIR  MINUM
Jenis  penyediaan  air  minum  didalam  bangunan  gedung  ada  2  (dua),  yaitu  : Penyediaan air minum dingin, dan Penyediaan air minum panas.

2.3  SISTEM PENYEDIAAN  AIR  MINUM  DINGIN
2.3.1  Sistem Penyediaan air Minum
Sistem  penyediaan  air  minum  dingin  dalam  suatu  bangunan  gedung  ada  3  (tiga) sistem, yaitu :  
a)  Sistem sambungan langsung
b)  Sistem tangki tekan
c)  Sistem tangki atap

a)  Sistem sambungan langsung
Sistem  sambungan  langsung  adalah  sistem  dimana  pipa  distribusi  kebangunan gedung disambung langsung dengan pipa cabang dari sistem penyediaan air minum secara kolektif/sistem perpipaan (dalam hal ini pipa cabang distribusi PDAM). Karena  terbatasnya  tekanan  air  di  pipa  distribusi  PDAM,  maka  sistem  ini  hanya bisa untuk bangunan kecil atau bangunan rumah sampai dengan 2 (dua) lantai.  Pada umumnya sumber air yang digunakan pada sistem ini adalah, air yang berasal dari pipa cabang sistem penyediaan air minum secara kolektif (dalam hal ini pipa cabang distribusi PDAM).   Untuk lebih jelasnya sistem ini dapat dilihat pada Gambar  1
b)  Sistem tangki tekan
Biasanya  sistem  ini  digunakan  bila  air  yang  akan  masuk  kedalam  bangunan, pengalirannya menggunakan pompa.
Prinsip kerja sistem ini dapat dijelaskan sebagai berikut :  Air  dari  sumur  atau  yang  telah  ditampung  dalam  tangki  bawah  dipompakan  ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup, sehingga air yang ada didalam tangki tertutup tersebut dalam keadaan terkompresi. Air dari tangki tertutup tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi bangunan. 
GAMBAR : 1
SISTEM SAMBUNGAN LANGSUNG

 
Pompa  bekerja  secara  otomatis  yang  diatur  oleh  suatu  detektor  tekanan,  yang menutup/membuka saklar  motor listrik penggerak pompa. Pompa berhenti bekerja kalau tekanan dalam tangki telah mencapai suatu batas maksimum yang ditetapkan, dan bekerja kembali  setelah  tekanan  dalam  tangki  mencapai  suatu  batas  minimum  yang  ditetapkan. Daerah fluktuasi tekanan  biasanya ditetapkan antara 1,00 kg/cm sampai 1,50 kg/cm.           Pada umumnya sumber air yang digunakan pada sistem ini adalah, air yang berasal dari reservoir bawah (yang sumbernya bisa dari PDAM atau dari sumur atau dari PDAM dan sumur) atau langsung dari sumur (air tanah).  Untuk lebih jelasnya sistem ini dapat dilihat pada Gambar  2, dan Gambar  3.
c)  Sistem tangki atap
Apabila sistem sambungan langsung oleh berbagai hal tidak dapat diterapkan, maka dapat diterapkan sistem tangki atap.  Dalam  sistem  ini,  air  ditampung  terlebih  dahulu  pada  tangki  bawah,  lalu dipompakan ke tangki atas. Tangki atas dapat berupa tangki yang disimpan diatas atap atau dibangunan yang tertinggi, dan bisa juga berupa menara air. Pada umumnya sumber air yang digunakan pada sistem ini adalah, air yang berasal dari reservoir bawah (yang sumbernya bisa dari PDAM atau dari sumur atau dari PDAM dan sumur) atau langsung dari sumur (air tanah).  Untuk lebih jelasnya sistem ini dapat dilihat pada Gambar  4, dan Gambar  5.
GAMBAR : 2
SISTEM TANGKI TEKAN DENGAN SUMBER AIR DARI SUMUR

GAMBAR : 3
SISTEM TANGKI TEKAN DENGAN SUMBER AIR DARI PDAM
GAMBAR : 4
SISTEM DENGAN TANGKI ATAP
GAMBAR : 5
SISTEM DENGAN MENARA AIR
Agar sistem penyediaan air minum di dalam bangunan gedung (plambing air  minum)  dapat  berfungsi  secara  optimal,  maka  perlu  memenuhi  beberapa  persyaratan diantaranya adalah :
a)  Syarat kualitas
b)  Syarat kuantitas
c)  Syarat tekanan

a)  Syarat kualitas : 
Air minum yang masuk kedalam bangunan atau masuk kedalam sistem plambing air  minum,  harus  memenuhi  syarat  kualitan  air  minum,  yaitu  syarat  fisik,  syarat kimiawi, dan syarat bakteriologi, yang sesuai dengan peraturan pemerintah, dalam hal ini Departmen Kesehatan.
         
b)  Syarat kuantitas :    
Air minum yang masuk kedalam bangunan atau masuk kedalam sistem plambing air minum, harus memenuhi syarat kuantitas air minum, yaitu kapasitas air minum harus mencukupi berbagai kebutuhan air minum bangunan gedung tersebut.  Untuk  menghitung  besarnya  kebutuhan  air  minum  dalam  bangunan  gedung didasarkan pada pendekatan sebagai berikut :
Jumlah penghuni gedung, baik yang permanen maupun yang tidak permanen.  Unit beban alat plambing  Luas lantai bangunan Perhitungan  kebutuhan  air  berdasarkan  luas  lantai  banguan  hanya  digunakan untuk  menentukan  kebutuhan  air  pada  waktu  pra  rancangan,  tidak  untuk  bangunan gedung  yang  sudah  selesai  rancangannya.  Perhitungan  berdasarkan  jumlah  penghuni, dipakai untuk bangunan gedung rumah tinggal.

Contoh perhitungan :
a)  Menentukan banyaknya kebutuhan air minum untuk rumah tinggal sederhana dengan jumlah penghuni sebanyak 5 jiwa. Asumsikan kebutuhan air sebesar  100 l/jiwa/hari. Kebutuhan air sebesar : 5 jiwa  X  100 l/jiwa/hari  =  500 l/hari.
 b)  Menentukan  banyaknya  kebutuhan  air  minum  untuk  rumah  tinggal  mewah dengan jumlah penghuni sebanyak 8 jiwa. Asumsikan kebutuhan air sebesar  250 l/jiwa/hari. Kebutuhan air sebesar : 8 jiwa  X  250 l/jiwa/hari  =  2.000 l/hari.
Perhitungan  berdasarkan  Unit  Beban  Alat  Plambing,  dipakai  untuk  bangunan gedung berlantai banyak.  Contoh perhitungan berdasarkan Unit Beban Alat Plambing (UBAP).
Menentukan banyaknya kebutuhan air minum untuk bangunan hotel dengan jumlah lantai sebanyak 8 lantai.  Asumsikan dalam hotel tersebut terdapat peralatan plambing sebagai berikut : Kakus dengan tangki gelontor sebanyak  50 unit Peturasan sebanyak 10 unit Bak cuci tangan sebanya 50 unit Bak mandi sebanyak 50 unit Dus sebanyak 10 unit
Untuk menghitung besarnya kebutuhan air digunakan  Tabel 1, dan  Gambar/Grafik 6 Dari Tabel 1, didapat jumlah Unit Beban Alat Plambing (UBAP) sebagai berikut :  
Kakus dengan tangki gelontor   50 unit  X  5     =  250  UBAP
Peturasan sebanyak       10 unit  X  10                          =  100  UBAP
Bak cuci tangan sebanya     50 unit  X  2                       =  100  UBAP
Bak mandi sebanyak       50 unit  X  4                           =  200  UBAP
Dus sebanyak         10 unit  X  4                                   =    40  UBAP
Jumlah total unit beban alat plambing                             = 690  UBAP
Dari Gambar/Grafik 6, didapat besarnya kebutuhan air minum, sebesar 680 l/menit
TABEL : 1
BEBAN KEBUTUHAN ALAT PLAMBING

 Beban  alat  plambing  yang  tidak  tercantum  dalam  Tabel  1  harus  diperkirakan  dengan  membandingkan  alat  plambing tersebut dengan alat plambing yang memakai air dalam debit yang sama.  Beban yang tercantum dalam Tabel 1 adalah untuk seluruh kebutuhan. Alat plambing yang dilengkapi dengan air panas dan air dingin mempunyai beban masing-masing sebesar ¾ dari beban yang tercantum dalam Tabel 1
GAMBAR : 6
GRAFIK HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN AIR MINUM DENGAN 
UNIT BEBAN ALAT PLAMBING
c)  Syarat tekanan 
Tekanan  air  yang  kurang  mencukupi  akan  menimbulkan  kesulitan  dalam pemakaian  air.    Tekanan  yang  berlebihan  dapat  menimbulkan  rasa  sakit  terkena pancaran  air  serta  mempercepat  kerusakan  peralatan  plambing,  dan  menambah kemungkinan  timbulnya  pukulan  air.  Besarnya  tekanan  air  yang  baik  berkisar dalam suatu daerah yang agak lebar dan bergantung pada persyaratan pemakaian atau alat yang harus dilayani Tekana air yang berada pada sistem plambing (pada pipa) tekanannya harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku, diantaranya yaitu : 
-         Untuk Perumahan dan hotel antara 2,5 kg/cm atau 25 meter kolom air (mka) sampai 3,5 kg/cm atau 35 meter kolom air (mka)
-         Untuk  Perkantoran  4,0  kg/cm atau  40  meter  kolom  air  (mka)  sampai             5,0 kg/cm atau 50 meter kolom air (mka) 
-         Tekanan tersebut tergantung dari peraturan setempat.
         Tekanan yang dibutuhkan alat plambing dapat dibaca pada Tabel 2
 TABEL : 2
TEKANAN YANG DIBUTUHKAN ALAT PLAMBING
Catatan :
1)  2)   Tekanan Minimum yang dibutuhkan katup gelontor untuk kloset dan urinal yang dimuat dalam Tabel 2 ini   adalah tekanan statik pada waktu air mengalir, dan tekanan maksimalnya adalah 4 kg/cm
3) Untuk keran dengan katup yang menutup secara otomatis, kalau tekanan airnya kurang dari yang minimum dibutuhkan maka katup tidak akan dapat menutup dengan rapat, sehingga air masih akan menetes dari keran.
4) Untuk pemanas air langsung dengan bahan bakar gas, tekanan minimum yang dibutuhkan biasanya dinyatakan/dicantumkan pada alat pemanas tersebut

Untuk  bangunan  yang  berlantai  banyak,  misalnya  64  tingkat,  maka  tekanan  air dilantai bawah (untuk sistem pengaliran air dengan menggunakan tangki atap) akan sangat besar,  yaitu  sebasar    64  X  3,50  m  =  224  meter  kolom  air  (mka).  Oleh  karena  itu,  agar tekanan  air  tidak  melampoi  batas  yang  ditentukan,  maka  bangunan  tersebut  harus  dibagi menjadi  beberapa  bagian  atau  zona,  dimana  setiap  zona  tekanan  airnya  tidak  melampoi tekanan yang terlah ditentukan.  Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7

GAMBAR : 7
PEMBAGIAN ZONA TEKANAN
2.3.2  Komponen-komponen yang penting
Komponen-komponen atau bagian-bagian yang penting didalam sistem penyediaan air minum suatu bangunan diantaranya adalah :
Sumber air
2)  Pompa air
3)  Pipa air dan perlengkapannya (assesories)
4)  Tangki air
5)  Peralatan plambing air minum
2.3.2.1   Sumber air
Sumber air untuk sistem penyedian air minum suatu bangunan gedung ada 2 (dua) macam yaitu : secara individu dan secara kolektif 
Secara individu : adalah sistem penyediaan air minum yang sumber airnya diambil secara perorangan atau rumah tangga/bangunan.
Secara kolektif :  adalah sistem penyediaan air minum yang sumber airnya diambil   secara  bersama-sama  atau  kolektif  yang  diselenggarakan  oleh suatu  badan  atau  perusahaan,  yang  pada  umumnya  badan  atau perusahaan  yang  menyelenggarakannya  adalah  Perusahaan Daerah  Air  Minum    (PDAM).  Sistem  yang  digunakan  untuk mendistribusikan  airnya  menggunakan  sarana  perpipaan.  Oleh karena itu sistem ini juga  disebut   :   “penyediaan  air minum sistem perpipaan”. Sistem penyediaan air minum dengan sumber air  secara individu dapat dijelaskan sebagai berikut : 
Air dari sumber air yang ada didalam tanah melalui sumur  diangkat  kepermukaan  tanah  dengan  menggunakan  timba/pompa,  lalu  air tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Ada juga air dari sumber air yang ada  didalam  tanah  melalui  sumur  di  pompa    langsung  ke  alat-alat plambing atau di pompa ke menara air, lalu air dari menara air dialirkan secara  gravitasi  ke  alat-alat  plambing.      Ada  juga  yang  menggunakan sumber air dari mata air atau dari air permukaan  (sungai atau kolam). Sistem penyediaan air minum dengan sumber air  secara kolektif dapat dijelaskan sebagai berikut : 
Air dari sumber air (air tanah tertekan, mata air, atau air permukaan) di  alirkan melalui saluran transmisi (saluran pembawa) air baku, baik secara gravitasi maupun secara pemompaan ke bangunan atau unit pengolahan air minum   (water treatment plan) untuk diolah agar supaya air dari sumber air  yang  belum  memenuhi  syarat  kualitas air minum  menjadi memenuhi syarat  kualitas  air  minum.  Air  minum  dari  unit  pengolahan  air  minum (water treatment plan) dialirkan melalui pipa transmisi (pipa pembawa) air minum  secara  gravitasi  atau  pemompaan  ke  reservoir.  Air  minum  dari reservoir  didistribusikan  ke  konsumen  atau  pemakai  melalui  pipa  atau jaringan pipa distribusi (pipa atau jaringan pipa pembagi) secara gravitasi atau  secara  pemompaan  atau  gabungan  pemompaan  dan  gravitasi”. Tekanan air pada pipa distribusi, maksimal 40 meter kolom air (mka), dan pada ujung pipa distribusi minimal 10 meter kolom air (mka). Dari  pipa  distribusi  air  dialirkan  ke  bangunan  gedung,  bisa  secara  langsung keperalatan plambing, bisa juga secara tidak langsung (menggunakan menara air).   Air  dari  sistem  penyediaan  air  minum  kota  (PDAM)  pada  umumnya  kualitasnya sudah memenuhi persyaratan kualitas air minum, kalau air dari sumber air individu, ada yang sudah memenuhi syarat kualitas air minum ada juga yang belum memenuhi.  Kalau belum memenuhi syarat kualitas air minum, maka air tersebut harus diolah terlebih dahulu agar  memenuhi  persyaratan  air  minum,  sebelum  masuk  ke  dalam  sistem  plambing bangunan gedung.          
2.3.2.2   Pompa air
Pompa  air  adalah  suatu  alat  untuk  menaikan  air  dari  level  yang  rendah  ke  level yang  lebih  tinggi.  Dilihat  dari  jenisnya  dapat  dibedakan  menjadi  2  (dua),  yaitu  pompa hisap dan pompa hisap-tekan. Pompa hisap hanya menaikan air dari level dibawah pompa kelevel  sama  dengan  level  pompa.  Pompa  hisap-tekan  menaikan  air  dari  level  dibawah pompa  ke level diatas pompa.  Dari  cara  kerjanya,  pompa  dapat  dibedakan  menjadi  pompa  tangan  dan  pompa mekanik (digerakan dengan cara mekanik).  Untuk lebih jelasnya pompa tangan dapat dilihat pada Gambar 8 dan Gambar 9 
Dilihat  dari cara meletakan pompa,  pompa mekanik dibedakan  menjadi  2 (dua) golongan, yaitu : 
-         Pompa yang diletakan diatas permukaan air (pompa centrifugal dan pompa jet). 
-         Pompa yang diletakan didalam air, yang disebut pompa rendam  (submersible pump).
 Untuk lebih jelasnya pompa mekanik dapat dilihat pada Gambar 10 sampai dengan Gambar 16. 
Pompa centrifugal akan efektif digunakan untuk menaikan air dari kedalaman lebih kecil atau sama dengan 7.00 meter  (jarak dari pompa sentrifugal dengan permukaan air yang akan di pompa  <  7.00 meter). Untuk menaikan air, bila kedalaman muka air lebih besar dari 7.00 meter dari permukaan tanah, sebaiknya digunakan pompa jet (jet pump), atau pompa rendam (submersible pump). Agar  pompa  bisa  berfungsi  secara  optimal  (terutama  pada  pompa  centrifugal), maka udara tidak boleh masuk kedalam pipa hisap.
GAMBAR : 8 
POMPA TANGAN
           
GAMBAR : 9 
CARA KERJA POMPA TANGAN

GAMBAR : 10 
POMPA MEKANIK
GAMBAR : 11 
DETAIL POMPA MEKANIK
GAMBAR : 12 
PEMASANGAN FOOT VALVE
GAMBAR : 13 
LAYOUT POMPA JET
GAMBAR : 14 
POMPA JET
Peralatan (assesories) yang harus ada sekitar pompa adalah :  
            Foot valve
            Pipa hisap dan peralatannya
            Pompa itu sendiri
            Fleksible joint
            Sambungan peredam getaran
            Pipa tekan
            Katup (valve)
            Katup searah (swing valve)
            Saringan (strainer)
            Kadang-kadang manometer
        
Fungsi dari peralatan-peralatan yang ada sekitar pompa tersebut diatas diantaranya adalah sebagai berikut :  
Foot valve, dari jenis katup searah                    :  berfungsi untuk mencegah air turun   kembali.
Pipa hisap dan peralatannya (soket, knie)          :  berfungsi sebagai jalan air ke pompa   air  
Pompa air                                                         :  berfungsi untuk menaikan air.
Fleksible joint                                                   :
berfungsi agar pada waktu pompa  akan dipasang setelah     diperbaiki  (dilepas),  pada  waktu  pemasangnya kembali tidak mengalami kesulitan.
Sambungan peredam getaran                            : 
berfungsi untuk meredam getaran  pompa agar tidak merambat ke pipa.   ambungan peredam getaran   biasanya dipasang pada pompa   dengan kapasitas yang besar.
Pipa tekan                                                        : berfungsi sebagai jalan air dari  pompa air.
Katup (valve)                                                   : 
berfungsi untuk mengatur aliran air,  biasanya yang digunakan adalah dari  jenis gate valve (katup sorong).
Katup searah (swing valve)                   : 
berfungsi untuk menahan air balik   agar tidak menekan pompa.
Saringan (strainer)                      : 
berfungsi untuk menyaring kotoran  agar tidak masuk kedalam pompa.
Manometer                               : 
berfungsi untuk mengukur tekanan air.  Biasanya  dipasang  pada  pompa dengan kapasitas yang besar.   Pipa hisap yang tegak harus dipasang tegak lurus, dan pipa hisap yang mendatar harus  dipasang  agak  miring  ke  atas  kearah  pompa  agar  udara  tidak  terjebak  pada  pipa hisap.       Pada pipa hisap, udara tidak boleh masuk kedalam pipa, oleh karena itu pada pipa hisap sedapat mungkin jangan terlalu banyak sambungan. Karena pada sambungan tersebut udara mudah masuk

LANGKAH-LANGKAN PERANCANGAN SISTEM PLAMBING AIR MINUM
1.      Tentukan letak masing-masing alat plambing air minum
2.      Buat gambar lay out jaringan pipa air minum
3.      Buat gambar isometri jaringan pipa air minum
4.      Tentukan  garis  tengan  pipa  air  minum  dengan  mengacu  pada  Tabel  5  (Ukuran minimum  pipa  penyediaan  air  alat  plambing)  dan  Tabel  6  (The  number  of    ½    inch pipes  that  will  discharge  as  much  as  a  single  pipe  of  any  other  size  for  the  same pressure loss)
5.      Tentukan letak peralatan pipa (accessories pipes) pada gambar isometri jaringan pipa air minum
6.      Tentukan  sisa  tekanan  pada  masing-masing  alat  plambing  sesuai  dengan  sisa  tekan yang  dibutuhkan  oleh  masing-masing  alat  plambing  sesuai  denga  Tabel  2  (Tekanan yang dibutuhkan alat plambing)
7.      Hitung kehilangan tekanan pada pipa dan peralatannya (kehilangan tekanan pada pipa dan peralatannya untuk rumah tinggal sebesar 1 mka sampai 2 mka)
8.      Untuk menentukan Head Pompa (Hp) digunakan rumus sebagai berikut :
Hp = Kehilangan tekanan + sisa tekan pada alat plambing + Hst
Hst adalah jarak vertikal antara pompa dan pipa out let pada menara
9.      Untuk menentukan tinggi menara air digunakan rumus sebagai berikut :  Hst adalah jarak vertikal antara permukaan tanah dan alat plambing yang tertinggi atau alat plambing dengan total kehilangan tekanan (kehilangan tekanan dalam pipa + sisa tekanan)  yang paling besar .

Sabtu, 20 April 2013

MIX DESAIN BETON

PENGERTIAN BETON

Beton adalah bahan yang diperoleh dengan cara mencampurkan aggregat (pasir dan kerikil), air dan semen atau bahan perekat hidrolis lainnya yang sejenis. Campuran pasir, air dan semen disebut mortar.
Beton bukanlah suatu bahan yang langsung diperoleh dari alam sebagai mana material lainnya, tetapi terbentuk atas dasar pengolaan/penggodokan dari beberapa material alami atau buatan sehingga membentuk suatu massa yang kompak dan kokoh. Pemilihan beton sebagai bahan konstruksi pada bangunan, jalan maupun jembatan serta bangunan massal lainnya adalah merupakan hal sangat baik, karena bahan ini memiliki banyak keuntungan, contohnya :
a.       Bahan pembentuk beton relatif mudah diperoleh dari alam seperti pasir dan kerikil, oleh karena itu bahan ini akan lebih ekonomis.
b.      Mampu menerima tekan/desak yang lebih tinggi.
c.       Dapat dicor kedalam berbagai bentuk cetakan bila betonnya masih segar.
d.      Perawatan mudah dan ringan biaya.
e.       Awet dan tahan terhadap temperatur tinggi.
Dibalik dari keuntungan diatas, bukan berarti tidak memilik kelemahan, yaitu antara lain :
a.       Kemampuan untuk menerima kuat tarik lebih rendah.
b.      Akibat adanya pembebanan akan terjadi perubahan bentuk rayapan “creep” .
c.       Akan terjadi retak ringan akibat muai susut.
d.      Tidak dapat digunakan sebagai bangunan sementara.

B.     BAHAN PEMBENTUK BETON
Air sebagai media pencampur untuk pengerasan beton, mempunyai kedudukan 8-10% dengan kata lain komposisi air ± 10% dalam campuran aduk beton, semen berfungsi sebagai bahan perekat dalam beton yang mempunyai kedudukan 12-18% atau ± 15%, aggregat halus sebanyak 28-35% atau ± 30%, dan aggregat kasar antara 40-50% atau ± 45% dalam beton.
C.     PERENCANAAN BETON (MIX DESIGN)
Proporsi unsur pembentuk beton harus ditentukan sesuai dengan prosedur yang berlaku sehingga dapat memenuhi persyaratan, yaitu ;
1.      Kelecakan yang tepat akan memudahkan pengadukan beton, hal ini sangat tergantung pada volume pasta adukan, keenceran pasta adukan, ketepatan perbandingan antara aggregate halus dan kasar.
2.      Kekuatan rencana dan ketahanan kondisi beton setelah mengeras.
3.      Ekonomis dan optimum dalam pemakaian semen.
Untuk menentukan proporsi bahan-bahan pembentuk beton dikembangkan dengan berbagai metode secara emperis, berdasarkan hasil percobaan adukan beton yang pernah dibuat, pembuatan beton dilakukan setelah pemeriksaan benda uji sehingga dapat terpenuhi persyaratan yang berlaku.
D.     PERENCANAAN CAMPURAN BETON METODA DOE (Departemet Of The Environtment)

ü  Tahap I
Data yang diperlukan :
1.      Kekuatan karakteristik yang direncanakan paa umur 28 hari (K28=…..) Kg/Cm²
2.      Nilai slump rencana (slump =……mm)
3.      Hubungan kekuatan karakteristik dengan standar deviasi untuk menentukan standar rencana (Sr =…..Kg/Cm²)
4.      Tentukan proporsi cacat (…% cacat = ……K =…..) sesuai dengan kemampuan pelaksanaan pengawasan dilapangan.
5.      Tentukan type semen yang digunakan  OPC/SRPC/RHPC
6.      Pedomani rekapitulasi data pengujian aggregat dari laboratorium.

ü  Tahap II
Penentuan Faktor Air Semen
1.      Mutu beton kekuatan karakteristik  (σ bk) umur 28 hari
2.      …%cacat =……. K =…..
3.      Deviasi Standar s,r =…………….Kg/cm²
4.      Kekuatan tambahan =     k . Sr    =…………Kg/cm²
5.      Target kekuatan rata-rata  (σ bk + k.Sr ) =…… Kg/cm²
6.      Dari type semen dan aggregat dengan menggunakan tabel.
7.      Cari nilai f a s dengan menggunakan tabel antara kekuatan tekan beton dan factor air semen 0,5

BAPAK BETON INDONESIA


Prof. Dr. Ir. Wiratman Wangsadinata adalah salah satu pakar dan praktisi di bidang konstruksi Indonesia. Ia merupakan seorang putra terbaik bangsa yang tidak diragukan dedikasi, integritas dan profesionalisme sebagai engineer dan enterpreneur bahkan guru besar yang sukses di bidang infrastruktur.
Karya-karyanya yang monumental telah menghiasi perjalanan sejarah bangsa Indonesia antara lain adalah Gedung Wisma Nusantara, Wisma Dharmala, Bakrie Tower dan Duku Atas Tunnel di Jakarta, Jembatan Ampera di Palembang, Jembatan Rajamandala di Bandung, Restorasi Candi Borobudur di Magelang serta Keuliling Dam di Aceh. Di pembangunan hotel dan apartemen, Wiratman merancang Four Seasons Residential Apartments, Mal Ciputra, dan Hotel Aryaduta.
Wiratman juga merancang Pembangkit Listrik Tenaga Air Mrica, Banjarnegara, PLTA Merangin, PLTA Kusan, Pembangkit Gresik, Telecommunication Tower dan Menara Jakarta. Menara Jakarta akan menjadi tower tertinggi di dunia dengan ketinggian 558 meter.
Wiratman dilahirkan di Jakarta tahun 1935 dan lulus sebagai Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1960. Setelah lulus dari ITB ia langsung menjadi tenaga pengajar (luar biasa) di Jurusan Teknik Sipil ITB. Ia mengambil doktor di ITB dan mendapatkan gelar doktor pada tahun 1992 dalam bidang Rekayasa Struktur dengan predikat Cum Laude. Pada tahun 1995 sampai 2004 ia menjadi Guru Besar di Jurusan Teknik Sipil ITB. Dan sejak tahun 2005 menjadi Guru Besar Emeritus di Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara. Wiratman diangkat menjadi  anggota Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dari tahun 2003 sampai tahun 2006.
Wiratman Wangsadinata adalah Pendiri dan direktur utama PT. Wiratman & Associates, Multidisciplinary Consultant, yang telah berdiri sejak tahun 1976 dan sampai kini telah terlibat dalam perencanaan dan supervisi ratusan bahkan ribuan proyek-proyek konstruksi dari mulai jembatan, dam, jalan dan yang cukup banyak adalah gedung-gedung tinggi. Beliau juga lah yang menggagas tentang peraturan gempa di Indonesia.
Wiratman mulai mengembangkan kariernya sebagai Insinyur Perencana di Jawatan Jalan-jalan dan Jembatan Dep. PU pada tahun1960 sampai tahun1965, menjadi Direktur dari PN Perencana INDAH KARYA pada tahun 1965 sampai tahun 1970, diangkat menjadi Pengawas Pemerintah untuk perencanaan dan pelaksanaan Gedung Wisma Nusantara bertingkat 30, proyek investasi Pemerintah sekaligus gedung tinggi pertama di Indonesia pada tahun 1970 sampai tahun 1973, kemudian ditunjuk menjadi Konsultan pada Proyek Pemugaran Candi Borobudur yang disponsori oleh UNESCO pada tahun 1973 sampai tahun 1983.
Selama ini ia telah menulis lebih dari 200 makalah teknik yang dipresentasikan dalam berbagai konferensi nasional maupun internasional. Wiratman telah mendapatkan sekitar 14 penghargaan nasional maupun internasional atas jasa-jasanya seperti penghargaan karya konstruksi 2003, penghargaan Adhicipta Rekayasa untuk Teknik Sipil dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII), ASEAN Achievement Award dari ASEAN Forum dan penghargaan lainnya.
Inspirator dan motivator bagi perekayasa di Indonesia ini juga memegang paten dalam pembuatan terowongan “Sistem Antareja” No. ID 0 009 677.  Ia juga menyandang Sertifikat Insinyur Profesional Utama (IPU) dari PII dan Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI).


Foto: wiratman.co.id Dari berbagai sumber

UTILITAS BANGUNAN



MAKALAH
UTILITAS BANGUNAN

”PENYEDIAAN AIR BERSIH DINGIN DALAM BANGUNAN”

Description: D:\images.jpeg


OLEH
MICHAEL SULAIMAN HALAWA
16320/ 2010
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN




TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013

SISTEM PENYEDIAAN  AIR  MINUM  DINGIN
BAB   I
PENDAHULUAN
Bangunan  gedung  pada  umumnya  merupakan  bangunan  yang  dipergunakan  oleh manusia  untuk  melakukan  kegiatannya,  agar  supaya  bangunan  gedung  yang  dibangun dapat  dipakai,  dihuni,  dan  dinikmati  oleh  pengguna,    perlu  dilengkapi dengan  prasarana lain, yang disebut prasarana bangunan atau utilitas bangunan.   Utilitas  Bangunan  merupakan  kelengkapan  dari  suatu  bangunan  gedung,  agar  bangunan  gedung  tersebut  dapat  berfungsi  secara  optimal.  Disamping  itu  penghuninya akan merasa  nyaman, aman, dan sehat. Ruang lingkup dari Utilitas Bangunan diantaranya adalah :
1.      Sistem plambing air minum
2.      Sistem plambing air kotor
3.      Sistem plambing air hujan
4.      Sistem pembuangan sampah
5.      Sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran
6.      Sistem instalasi listrik
7.      Sistem pengkondisian udara
8.      Sistem transportasi vertikal
9.      Sistem telekomunikasi
10.  Sistem penangkal petir

        Salah  satu  bagian  dari  utilitas  bangunan  adalah  Plambing.    Termasuk  dalam  ruang lingkup plambing diantaranya adalah : sistem penyediaan air minum, sistem pembuangan  air kotor, dan sistem pembuangan air hujan didalam bangunan gedung. Plambing  dapat  didefinisikan  sebagai  berikut  :  Sistem  Plambing  suatu  bangunan gedung  adalah  :  perpipaan  sistem  penyediaan  air  minum,  perpipaan  sistem pembuangan air kotor, dan perpipaan sistem pembuangan air hujan.
        Karena plambing merupakan bagian dari utilitas bangunan, maka tujuan penempatan plambing  dalam  suatu  bangunan  gedung  juga,  agar  penghuni  bangunan  gedung  tersebut merasa aman, nyaman, dan sehat. 





BAB   II
SISTEM  PLAMBING  AIR  MINUM
2.1  U  M  U  M
Air adalah unsur penting yang sangat berperan dalam semua kehidupan, termasuk kehidupan manusia. Tidak saja karena sekitar (65-80) % dari tubuh manusia, terdiri dari cairan,  tetapi  juga  karena  di  dalam  air  itu  terdapat  berbagai  mineral  dan  unsur  kimia, seperti Ca, Fe, F, J, dan lain-lain yang diperlukan untuk pertumbuhan dan untuk menjaga kesehatan manusia.  Selain dari pada itu air juga merupakan tempat hidup binatang–binatang air, mulai dari ikan sampai mikroorganisme.  Mikroorganisme–mikroorganisme yang hidup di dalam air sangat bermacam–macam, ada yang pathogen (membahayakan bagi kesehatan manusia) dan ada yang tidak pathogen. Oleh karena itu, air disamping sebagai kebutuhan hidup juga sebagai media/sarana penularan penyakit.
Sejumlah penyakit menular,  terutama penyakit– penyakit perut yang tergolong dalam  “ Water borne deseases” , seperti typus, cholera, dan gastrolenteritis ( common diarhea ), adalah penyakit–penyakit yang dapat berkembang dan ditularkan  melalui  air.  Hal  ini  dapat  dijelaskan  sebagai  berikut  :    “Bila  sumur  tidak hygienis  dan  letaknya  dekat  sekali  dengan  kakus,  dimana  pada  kakus  itu  ada  faeses (kotoran manusia) yang mengandung kuman-kuman cholera, maka kuman-kuman cholera tadi akan ikut dengan air yang merembes masuk kedalam sumur. Bila air sumur yang telah terkontaminasi  oleh  kuman-kuman  cholera  digunakan  oleh  manusia  tanpa  pengolahan terlebih dahulu, maka kuman-kuman cholera itu akan masuk kedalam perut manusia dan akan berkembang biak, maka manusianya akan sakit”.  Disamping  air sebagai media penularan penyakit perut, air pun merupakan pelarut yang  sangat  baik.  Oleh  karena  itu  di  dalam  air  banyak  dijumpai  zat-zat  kimia  atau   mineral-mineral.  Zat  kimia  dan  mineral-mineral  itu  kadar  di  dalam  air  tergantung  dari daerah yang di laluinya.
Agar  supaya  air  itu  bisa  digunakan  oleh  manusia  secara  aman  (tidak mengganggu/ membahayakan kesehatan), maka organisme-organisme, bahan-bahan kimia dan mineral-mineral tadi keberadaannya harus pada batas-batas tertentu, dengan kata lain air tersebut harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat ini dinamakan syarat kualitas air minum.
Air minum bisa didefinisikan sebagai berikut : “Air minum adalah air yang telah memenuhi syarat kualitas air minum (syarat fisik, kimiawi dan bakteriologi)”, yang dikeluarkan oleh  Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2005, tentang Pengembangan  Sistem  Penyediaan  Air  Minum,  pasal  1  ayat  2.  Air  Minum  adalah  air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Syarat-syarat kualitas air minum adalah :
  Syarat fisik                 : jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dan   
  sejuk (temperatur dibawah suhu kamar).
  Syarat kimiawi            : air mengandung zat-zat kimia atau mineral-mineral dalam    
                                      kadar tertentu.
  Syarat bakteriologi      :air tidak boleh mengandung bakteri-bakteri pathogen.
Didalam  bangunan  gedung  air  minum  digunakan  untuk  berbagai  keperluan  yang menunjang kegiatan penghuninya, diantaranya adalah : keperluan untuk memasak, mandi, minum,  mencuci,  penggelontor  kakus,  menyiram  tanaman,  kolam  renang,  dan  lain sebagainya.
  
2.2  SISTEM  PENYEDIAAN  AIR  MINUM
Jenis  penyediaan  air  minum  didalam  bangunan  gedung  ada  2  (dua),  yaitu  : Penyediaan air minum dingin, dan Penyediaan air minum panas.

2.3  SISTEM PENYEDIAAN  AIR  MINUM  DINGIN
2.3.1  Sistem Penyediaan air Minum
Sistem  penyediaan  air  minum  dingin  dalam  suatu  bangunan  gedung  ada  3  (tiga) sistem, yaitu :  
a)  Sistem sambungan langsung
b)  Sistem tangki tekan
c)  Sistem tangki atap

a)  Sistem sambungan langsung
Sistem  sambungan  langsung  adalah  sistem  dimana  pipa  distribusi  kebangunan gedung disambung langsung dengan pipa cabang dari sistem penyediaan air minum secara kolektif/sistem perpipaan (dalam hal ini pipa cabang distribusi PDAM). Karena  terbatasnya  tekanan  air  di  pipa  distribusi  PDAM,  maka  sistem  ini  hanya bisa untuk bangunan kecil atau bangunan rumah sampai dengan 2 (dua) lantai.  Pada umumnya sumber air yang digunakan pada sistem ini adalah, air yang berasal dari pipa cabang sistem penyediaan air minum secara kolektif (dalam hal ini pipa cabang distribusi PDAM).   Untuk lebih jelasnya sistem ini dapat dilihat pada Gambar  1
b)  Sistem tangki tekan
Biasanya  sistem  ini  digunakan  bila  air  yang  akan  masuk  kedalam  bangunan, pengalirannya menggunakan pompa.
Prinsip kerja sistem ini dapat dijelaskan sebagai berikut :  Air  dari  sumur  atau  yang  telah  ditampung  dalam  tangki  bawah  dipompakan  ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup, sehingga air yang ada didalam tangki tertutup tersebut dalam keadaan terkompresi. Air dari tangki tertutup tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi bangunan. 
GAMBAR : 1
SISTEM SAMBUNGAN LANGSUNG

 
Pompa  bekerja  secara  otomatis  yang  diatur  oleh  suatu  detektor  tekanan,  yang menutup/membuka saklar  motor listrik penggerak pompa. Pompa berhenti bekerja kalau tekanan dalam tangki telah mencapai suatu batas maksimum yang ditetapkan, dan bekerja kembali  setelah  tekanan  dalam  tangki  mencapai  suatu  batas  minimum  yang  ditetapkan. Daerah fluktuasi tekanan  biasanya ditetapkan antara 1,00 kg/cm sampai 1,50 kg/cm.           Pada umumnya sumber air yang digunakan pada sistem ini adalah, air yang berasal dari reservoir bawah (yang sumbernya bisa dari PDAM atau dari sumur atau dari PDAM dan sumur) atau langsung dari sumur (air tanah).  Untuk lebih jelasnya sistem ini dapat dilihat pada Gambar  2, dan Gambar  3.
c)  Sistem tangki atap
Apabila sistem sambungan langsung oleh berbagai hal tidak dapat diterapkan, maka dapat diterapkan sistem tangki atap.  Dalam  sistem  ini,  air  ditampung  terlebih  dahulu  pada  tangki  bawah,  lalu dipompakan ke tangki atas. Tangki atas dapat berupa tangki yang disimpan diatas atap atau dibangunan yang tertinggi, dan bisa juga berupa menara air. Pada umumnya sumber air yang digunakan pada sistem ini adalah, air yang berasal dari reservoir bawah (yang sumbernya bisa dari PDAM atau dari sumur atau dari PDAM dan sumur) atau langsung dari sumur (air tanah).  Untuk lebih jelasnya sistem ini dapat dilihat pada Gambar  4, dan Gambar  5.
GAMBAR : 2
SISTEM TANGKI TEKAN DENGAN SUMBER AIR DARI SUMUR

GAMBAR : 3
SISTEM TANGKI TEKAN DENGAN SUMBER AIR DARI PDAM
GAMBAR : 4
SISTEM DENGAN TANGKI ATAP
GAMBAR : 5
SISTEM DENGAN MENARA AIR
Agar sistem penyediaan air minum di dalam bangunan gedung (plambing air  minum)  dapat  berfungsi  secara  optimal,  maka  perlu  memenuhi  beberapa  persyaratan diantaranya adalah :
a)  Syarat kualitas
b)  Syarat kuantitas
c)  Syarat tekanan

a)  Syarat kualitas : 
Air minum yang masuk kedalam bangunan atau masuk kedalam sistem plambing air  minum,  harus  memenuhi  syarat  kualitan  air  minum,  yaitu  syarat  fisik,  syarat kimiawi, dan syarat bakteriologi, yang sesuai dengan peraturan pemerintah, dalam hal ini Departmen Kesehatan.
         
b)  Syarat kuantitas :    
Air minum yang masuk kedalam bangunan atau masuk kedalam sistem plambing air minum, harus memenuhi syarat kuantitas air minum, yaitu kapasitas air minum harus mencukupi berbagai kebutuhan air minum bangunan gedung tersebut.  Untuk  menghitung  besarnya  kebutuhan  air  minum  dalam  bangunan  gedung didasarkan pada pendekatan sebagai berikut :
Jumlah penghuni gedung, baik yang permanen maupun yang tidak permanen.  Unit beban alat plambing  Luas lantai bangunan Perhitungan  kebutuhan  air  berdasarkan  luas  lantai  banguan  hanya  digunakan untuk  menentukan  kebutuhan  air  pada  waktu  pra  rancangan,  tidak  untuk  bangunan gedung  yang  sudah  selesai  rancangannya.  Perhitungan  berdasarkan  jumlah  penghuni, dipakai untuk bangunan gedung rumah tinggal.

Contoh perhitungan :
a)  Menentukan banyaknya kebutuhan air minum untuk rumah tinggal sederhana dengan jumlah penghuni sebanyak 5 jiwa. Asumsikan kebutuhan air sebesar  100 l/jiwa/hari. Kebutuhan air sebesar : 5 jiwa  X  100 l/jiwa/hari  =  500 l/hari.
 b)  Menentukan  banyaknya  kebutuhan  air  minum  untuk  rumah  tinggal  mewah dengan jumlah penghuni sebanyak 8 jiwa. Asumsikan kebutuhan air sebesar  250 l/jiwa/hari. Kebutuhan air sebesar : 8 jiwa  X  250 l/jiwa/hari  =  2.000 l/hari.
Perhitungan  berdasarkan  Unit  Beban  Alat  Plambing,  dipakai  untuk  bangunan gedung berlantai banyak.  Contoh perhitungan berdasarkan Unit Beban Alat Plambing (UBAP).
Menentukan banyaknya kebutuhan air minum untuk bangunan hotel dengan jumlah lantai sebanyak 8 lantai.  Asumsikan dalam hotel tersebut terdapat peralatan plambing sebagai berikut : Kakus dengan tangki gelontor sebanyak  50 unit Peturasan sebanyak 10 unit Bak cuci tangan sebanya 50 unit Bak mandi sebanyak 50 unit Dus sebanyak 10 unit
Untuk menghitung besarnya kebutuhan air digunakan  Tabel 1, dan  Gambar/Grafik 6 Dari Tabel 1, didapat jumlah Unit Beban Alat Plambing (UBAP) sebagai berikut :  
Kakus dengan tangki gelontor   50 unit  X  5     =  250  UBAP
Peturasan sebanyak       10 unit  X  10                          =  100  UBAP
Bak cuci tangan sebanya     50 unit  X  2                       =  100  UBAP
Bak mandi sebanyak       50 unit  X  4                           =  200  UBAP
Dus sebanyak         10 unit  X  4                                   =    40  UBAP
Jumlah total unit beban alat plambing                             = 690  UBAP
Dari Gambar/Grafik 6, didapat besarnya kebutuhan air minum, sebesar 680 l/menit
TABEL : 1
BEBAN KEBUTUHAN ALAT PLAMBING

 Beban  alat  plambing  yang  tidak  tercantum  dalam  Tabel  1  harus  diperkirakan  dengan  membandingkan  alat  plambing tersebut dengan alat plambing yang memakai air dalam debit yang sama.  Beban yang tercantum dalam Tabel 1 adalah untuk seluruh kebutuhan. Alat plambing yang dilengkapi dengan air panas dan air dingin mempunyai beban masing-masing sebesar ¾ dari beban yang tercantum dalam Tabel 1
GAMBAR : 6
GRAFIK HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN AIR MINUM DENGAN 
UNIT BEBAN ALAT PLAMBING
c)  Syarat tekanan 
Tekanan  air  yang  kurang  mencukupi  akan  menimbulkan  kesulitan  dalam pemakaian  air.    Tekanan  yang  berlebihan  dapat  menimbulkan  rasa  sakit  terkena pancaran  air  serta  mempercepat  kerusakan  peralatan  plambing,  dan  menambah kemungkinan  timbulnya  pukulan  air.  Besarnya  tekanan  air  yang  baik  berkisar dalam suatu daerah yang agak lebar dan bergantung pada persyaratan pemakaian atau alat yang harus dilayani Tekana air yang berada pada sistem plambing (pada pipa) tekanannya harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku, diantaranya yaitu : 
-         Untuk Perumahan dan hotel antara 2,5 kg/cm atau 25 meter kolom air (mka) sampai 3,5 kg/cm atau 35 meter kolom air (mka)
-         Untuk  Perkantoran  4,0  kg/cm atau  40  meter  kolom  air  (mka)  sampai             5,0 kg/cm atau 50 meter kolom air (mka) 
-         Tekanan tersebut tergantung dari peraturan setempat.
         Tekanan yang dibutuhkan alat plambing dapat dibaca pada Tabel 2
 TABEL : 2
TEKANAN YANG DIBUTUHKAN ALAT PLAMBING
Catatan :
1)  2)   Tekanan Minimum yang dibutuhkan katup gelontor untuk kloset dan urinal yang dimuat dalam Tabel 2 ini   adalah tekanan statik pada waktu air mengalir, dan tekanan maksimalnya adalah 4 kg/cm
3) Untuk keran dengan katup yang menutup secara otomatis, kalau tekanan airnya kurang dari yang minimum dibutuhkan maka katup tidak akan dapat menutup dengan rapat, sehingga air masih akan menetes dari keran.
4) Untuk pemanas air langsung dengan bahan bakar gas, tekanan minimum yang dibutuhkan biasanya dinyatakan/dicantumkan pada alat pemanas tersebut

Untuk  bangunan  yang  berlantai  banyak,  misalnya  64  tingkat,  maka  tekanan  air dilantai bawah (untuk sistem pengaliran air dengan menggunakan tangki atap) akan sangat besar,  yaitu  sebasar    64  X  3,50  m  =  224  meter  kolom  air  (mka).  Oleh  karena  itu,  agar tekanan  air  tidak  melampoi  batas  yang  ditentukan,  maka  bangunan  tersebut  harus  dibagi menjadi  beberapa  bagian  atau  zona,  dimana  setiap  zona  tekanan  airnya  tidak  melampoi tekanan yang terlah ditentukan.  Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7

GAMBAR : 7
PEMBAGIAN ZONA TEKANAN
2.3.2  Komponen-komponen yang penting
Komponen-komponen atau bagian-bagian yang penting didalam sistem penyediaan air minum suatu bangunan diantaranya adalah :
Sumber air
2)  Pompa air
3)  Pipa air dan perlengkapannya (assesories)
4)  Tangki air
5)  Peralatan plambing air minum
2.3.2.1   Sumber air
Sumber air untuk sistem penyedian air minum suatu bangunan gedung ada 2 (dua) macam yaitu : secara individu dan secara kolektif 
Secara individu : adalah sistem penyediaan air minum yang sumber airnya diambil secara perorangan atau rumah tangga/bangunan.
Secara kolektif :  adalah sistem penyediaan air minum yang sumber airnya diambil   secara  bersama-sama  atau  kolektif  yang  diselenggarakan  oleh suatu  badan  atau  perusahaan,  yang  pada  umumnya  badan  atau perusahaan  yang  menyelenggarakannya  adalah  Perusahaan Daerah  Air  Minum    (PDAM).  Sistem  yang  digunakan  untuk mendistribusikan  airnya  menggunakan  sarana  perpipaan.  Oleh karena itu sistem ini juga  disebut   :   “penyediaan  air minum sistem perpipaan”. Sistem penyediaan air minum dengan sumber air  secara individu dapat dijelaskan sebagai berikut : 
Air dari sumber air yang ada didalam tanah melalui sumur  diangkat  kepermukaan  tanah  dengan  menggunakan  timba/pompa,  lalu  air tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Ada juga air dari sumber air yang ada  didalam  tanah  melalui  sumur  di  pompa    langsung  ke  alat-alat plambing atau di pompa ke menara air, lalu air dari menara air dialirkan secara  gravitasi  ke  alat-alat  plambing.      Ada  juga  yang  menggunakan sumber air dari mata air atau dari air permukaan  (sungai atau kolam). Sistem penyediaan air minum dengan sumber air  secara kolektif dapat dijelaskan sebagai berikut : 
Air dari sumber air (air tanah tertekan, mata air, atau air permukaan) di  alirkan melalui saluran transmisi (saluran pembawa) air baku, baik secara gravitasi maupun secara pemompaan ke bangunan atau unit pengolahan air minum   (water treatment plan) untuk diolah agar supaya air dari sumber air  yang  belum  memenuhi  syarat  kualitas air minum  menjadi memenuhi syarat  kualitas  air  minum.  Air  minum  dari  unit  pengolahan  air  minum (water treatment plan) dialirkan melalui pipa transmisi (pipa pembawa) air minum  secara  gravitasi  atau  pemompaan  ke  reservoir.  Air  minum  dari reservoir  didistribusikan  ke  konsumen  atau  pemakai  melalui  pipa  atau jaringan pipa distribusi (pipa atau jaringan pipa pembagi) secara gravitasi atau  secara  pemompaan  atau  gabungan  pemompaan  dan  gravitasi”. Tekanan air pada pipa distribusi, maksimal 40 meter kolom air (mka), dan pada ujung pipa distribusi minimal 10 meter kolom air (mka). Dari  pipa  distribusi  air  dialirkan  ke  bangunan  gedung,  bisa  secara  langsung keperalatan plambing, bisa juga secara tidak langsung (menggunakan menara air).   Air  dari  sistem  penyediaan  air  minum  kota  (PDAM)  pada  umumnya  kualitasnya sudah memenuhi persyaratan kualitas air minum, kalau air dari sumber air individu, ada yang sudah memenuhi syarat kualitas air minum ada juga yang belum memenuhi.  Kalau belum memenuhi syarat kualitas air minum, maka air tersebut harus diolah terlebih dahulu agar  memenuhi  persyaratan  air  minum,  sebelum  masuk  ke  dalam  sistem  plambing bangunan gedung.          
2.3.2.2   Pompa air
Pompa  air  adalah  suatu  alat  untuk  menaikan  air  dari  level  yang  rendah  ke  level yang  lebih  tinggi.  Dilihat  dari  jenisnya  dapat  dibedakan  menjadi  2  (dua),  yaitu  pompa hisap dan pompa hisap-tekan. Pompa hisap hanya menaikan air dari level dibawah pompa kelevel  sama  dengan  level  pompa.  Pompa  hisap-tekan  menaikan  air  dari  level  dibawah pompa  ke level diatas pompa.  Dari  cara  kerjanya,  pompa  dapat  dibedakan  menjadi  pompa  tangan  dan  pompa mekanik (digerakan dengan cara mekanik).  Untuk lebih jelasnya pompa tangan dapat dilihat pada Gambar 8 dan Gambar 9 
Dilihat  dari cara meletakan pompa,  pompa mekanik dibedakan  menjadi  2 (dua) golongan, yaitu : 
-         Pompa yang diletakan diatas permukaan air (pompa centrifugal dan pompa jet). 
-         Pompa yang diletakan didalam air, yang disebut pompa rendam  (submersible pump).
 Untuk lebih jelasnya pompa mekanik dapat dilihat pada Gambar 10 sampai dengan Gambar 16. 
Pompa centrifugal akan efektif digunakan untuk menaikan air dari kedalaman lebih kecil atau sama dengan 7.00 meter  (jarak dari pompa sentrifugal dengan permukaan air yang akan di pompa  <  7.00 meter). Untuk menaikan air, bila kedalaman muka air lebih besar dari 7.00 meter dari permukaan tanah, sebaiknya digunakan pompa jet (jet pump), atau pompa rendam (submersible pump). Agar  pompa  bisa  berfungsi  secara  optimal  (terutama  pada  pompa  centrifugal), maka udara tidak boleh masuk kedalam pipa hisap.
GAMBAR : 8 
POMPA TANGAN
           
GAMBAR : 9 
CARA KERJA POMPA TANGAN

GAMBAR : 10 
POMPA MEKANIK
GAMBAR : 11 
DETAIL POMPA MEKANIK
GAMBAR : 12 
PEMASANGAN FOOT VALVE
GAMBAR : 13 
LAYOUT POMPA JET
GAMBAR : 14 
POMPA JET
Peralatan (assesories) yang harus ada sekitar pompa adalah :  
            Foot valve
            Pipa hisap dan peralatannya
            Pompa itu sendiri
            Fleksible joint
            Sambungan peredam getaran
            Pipa tekan
            Katup (valve)
            Katup searah (swing valve)
            Saringan (strainer)
            Kadang-kadang manometer
        
Fungsi dari peralatan-peralatan yang ada sekitar pompa tersebut diatas diantaranya adalah sebagai berikut :  
Foot valve, dari jenis katup searah                    :  berfungsi untuk mencegah air turun   kembali.
Pipa hisap dan peralatannya (soket, knie)          :  berfungsi sebagai jalan air ke pompa   air  
Pompa air                                                         :  berfungsi untuk menaikan air.
Fleksible joint                                                   :
berfungsi agar pada waktu pompa  akan dipasang setelah     diperbaiki  (dilepas),  pada  waktu  pemasangnya kembali tidak mengalami kesulitan.
Sambungan peredam getaran                            : 
berfungsi untuk meredam getaran  pompa agar tidak merambat ke pipa.   ambungan peredam getaran   biasanya dipasang pada pompa   dengan kapasitas yang besar.
Pipa tekan                                                        : berfungsi sebagai jalan air dari  pompa air.
Katup (valve)                                                   : 
berfungsi untuk mengatur aliran air,  biasanya yang digunakan adalah dari  jenis gate valve (katup sorong).
Katup searah (swing valve)                   : 
berfungsi untuk menahan air balik   agar tidak menekan pompa.
Saringan (strainer)                      : 
berfungsi untuk menyaring kotoran  agar tidak masuk kedalam pompa.
Manometer                               : 
berfungsi untuk mengukur tekanan air.  Biasanya  dipasang  pada  pompa dengan kapasitas yang besar.   Pipa hisap yang tegak harus dipasang tegak lurus, dan pipa hisap yang mendatar harus  dipasang  agak  miring  ke  atas  kearah  pompa  agar  udara  tidak  terjebak  pada  pipa hisap.       Pada pipa hisap, udara tidak boleh masuk kedalam pipa, oleh karena itu pada pipa hisap sedapat mungkin jangan terlalu banyak sambungan. Karena pada sambungan tersebut udara mudah masuk

LANGKAH-LANGKAN PERANCANGAN SISTEM PLAMBING AIR MINUM
1.      Tentukan letak masing-masing alat plambing air minum
2.      Buat gambar lay out jaringan pipa air minum
3.      Buat gambar isometri jaringan pipa air minum
4.      Tentukan  garis  tengan  pipa  air  minum  dengan  mengacu  pada  Tabel  5  (Ukuran minimum  pipa  penyediaan  air  alat  plambing)  dan  Tabel  6  (The  number  of    ½    inch pipes  that  will  discharge  as  much  as  a  single  pipe  of  any  other  size  for  the  same pressure loss)
5.      Tentukan letak peralatan pipa (accessories pipes) pada gambar isometri jaringan pipa air minum
6.      Tentukan  sisa  tekanan  pada  masing-masing  alat  plambing  sesuai  dengan  sisa  tekan yang  dibutuhkan  oleh  masing-masing  alat  plambing  sesuai  denga  Tabel  2  (Tekanan yang dibutuhkan alat plambing)
7.      Hitung kehilangan tekanan pada pipa dan peralatannya (kehilangan tekanan pada pipa dan peralatannya untuk rumah tinggal sebesar 1 mka sampai 2 mka)
8.      Untuk menentukan Head Pompa (Hp) digunakan rumus sebagai berikut :
Hp = Kehilangan tekanan + sisa tekan pada alat plambing + Hst
Hst adalah jarak vertikal antara pompa dan pipa out let pada menara
9.      Untuk menentukan tinggi menara air digunakan rumus sebagai berikut :  Hst adalah jarak vertikal antara permukaan tanah dan alat plambing yang tertinggi atau alat plambing dengan total kehilangan tekanan (kehilangan tekanan dalam pipa + sisa tekanan)  yang paling besar .