PENGERTIAN BETON
Beton
adalah bahan yang diperoleh dengan cara mencampurkan aggregat (pasir dan
kerikil), air dan semen atau bahan perekat hidrolis lainnya yang sejenis.
Campuran pasir, air dan semen disebut mortar.
Beton
bukanlah suatu bahan yang langsung diperoleh dari alam sebagai mana material
lainnya, tetapi terbentuk atas dasar pengolaan/penggodokan dari beberapa
material alami atau buatan sehingga membentuk suatu massa yang kompak dan
kokoh. Pemilihan beton sebagai bahan konstruksi pada bangunan, jalan maupun
jembatan serta bangunan massal lainnya adalah merupakan hal sangat baik, karena
bahan ini memiliki banyak keuntungan, contohnya :
a. Bahan
pembentuk beton relatif mudah diperoleh dari alam seperti pasir dan kerikil,
oleh karena itu bahan ini akan lebih ekonomis.
b. Mampu
menerima tekan/desak yang lebih tinggi.
c. Dapat
dicor kedalam berbagai bentuk cetakan bila betonnya masih segar.
d. Perawatan
mudah dan ringan biaya.
e. Awet
dan tahan terhadap temperatur tinggi.
Dibalik
dari keuntungan diatas, bukan berarti tidak memilik kelemahan, yaitu antara
lain :
a. Kemampuan
untuk menerima kuat tarik lebih rendah.
b. Akibat
adanya pembebanan akan terjadi perubahan bentuk rayapan “creep” .
c. Akan
terjadi retak ringan akibat muai susut.
d. Tidak
dapat digunakan sebagai bangunan sementara.
B. BAHAN
PEMBENTUK BETON
Air
sebagai media pencampur untuk pengerasan beton, mempunyai kedudukan 8-10%
dengan kata lain komposisi air ± 10% dalam campuran aduk beton, semen berfungsi
sebagai bahan perekat dalam beton yang mempunyai kedudukan 12-18% atau ± 15%,
aggregat halus sebanyak 28-35% atau ± 30%, dan aggregat kasar antara 40-50%
atau ± 45% dalam beton.
C. PERENCANAAN
BETON (MIX DESIGN)
Proporsi unsur
pembentuk beton harus ditentukan sesuai dengan prosedur yang berlaku sehingga
dapat memenuhi persyaratan, yaitu ;
1. Kelecakan
yang tepat akan memudahkan pengadukan beton, hal ini sangat tergantung pada
volume pasta adukan, keenceran pasta adukan, ketepatan perbandingan antara
aggregate halus dan kasar.
2. Kekuatan
rencana dan ketahanan kondisi beton setelah mengeras.
3. Ekonomis
dan optimum dalam pemakaian semen.
Untuk
menentukan proporsi bahan-bahan pembentuk beton dikembangkan dengan berbagai
metode secara emperis, berdasarkan hasil percobaan adukan beton yang pernah
dibuat, pembuatan beton dilakukan setelah pemeriksaan benda uji sehingga dapat
terpenuhi persyaratan yang berlaku.
D. PERENCANAAN
CAMPURAN BETON METODA DOE (Departemet Of The Environtment)
ü Tahap
I
Data yang diperlukan :
1. Kekuatan
karakteristik yang direncanakan paa umur 28 hari (K28=…..)
Kg/Cm²
2. Nilai
slump rencana (slump =……mm)
3. Hubungan
kekuatan karakteristik dengan standar deviasi untuk menentukan standar rencana
(Sr =…..Kg/Cm²)
4. Tentukan
proporsi cacat (…% cacat = ……K =…..) sesuai dengan kemampuan pelaksanaan
pengawasan dilapangan.
5. Tentukan
type semen yang digunakan OPC/SRPC/RHPC
6. Pedomani
rekapitulasi data pengujian aggregat dari laboratorium.
ü
Tahap II
Penentuan Faktor Air Semen
1. Mutu
beton kekuatan karakteristik (σ bk) umur
28 hari
2. …%cacat
=……. K =…..
3. Deviasi
Standar s,r =…………….Kg/cm²
4. Kekuatan
tambahan = k . Sr =…………Kg/cm²
5. Target
kekuatan rata-rata (σ bk + k.Sr ) =…… Kg/cm²
6. Dari
type semen dan aggregat dengan menggunakan tabel.
7. Cari
nilai f a s dengan menggunakan tabel antara kekuatan tekan beton dan factor air
semen 0,5
Tidak ada komentar :
Posting Komentar