MAKALAH
UTILITAS
BANGUNAN
”PENYEDIAAN
AIR BERSIH DINGIN DALAM BANGUNAN”

OLEH
MICHAEL
SULAIMAN HALAWA
16320/
2010
PENDIDIKAN
TEKNIK BANGUNAN
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
SISTEM
PENYEDIAAN AIR MINUM
DINGIN
BAB I
PENDAHULUAN
Bangunan gedung
pada umumnya merupakan
bangunan yang dipergunakan
oleh manusia untuk melakukan
kegiatannya, agar supaya
bangunan gedung yang
dibangun dapat dipakai, dihuni,
dan dinikmati oleh
pengguna, perlu dilengkapi dengan prasarana lain, yang disebut prasarana bangunan
atau utilitas bangunan. Utilitas Bangunan
merupakan kelengkapan dari suatu bangunan
gedung, agar bangunan
gedung tersebut dapat
berfungsi secara optimal.
Disamping itu penghuninya akan merasa nyaman, aman, dan sehat. Ruang lingkup dari
Utilitas Bangunan diantaranya adalah :
1.
Sistem plambing air minum
2.
Sistem plambing air kotor
3.
Sistem plambing air hujan
4.
Sistem pembuangan sampah
5.
Sistem pencegahan dan penanggulangan
bahaya kebakaran
6.
Sistem instalasi listrik
7.
Sistem pengkondisian udara
8.
Sistem transportasi vertikal
9.
Sistem telekomunikasi
10.
Sistem penangkal petir
Salah
satu bagian dari
utilitas bangunan adalah
Plambing. Termasuk dalam
ruang lingkup plambing diantaranya adalah : sistem penyediaan air minum,
sistem pembuangan air kotor, dan sistem
pembuangan air hujan didalam bangunan gedung. Plambing dapat
didefinisikan sebagai berikut
: Sistem Plambing
suatu bangunan gedung adalah
: perpipaan sistem
penyediaan air minum,
perpipaan sistem pembuangan air
kotor, dan perpipaan sistem pembuangan air hujan.
Karena plambing merupakan bagian dari
utilitas bangunan, maka tujuan penempatan plambing dalam
suatu bangunan gedung
juga, agar penghuni
bangunan gedung tersebut merasa aman, nyaman, dan sehat.
BAB II
SISTEM PLAMBING
AIR MINUM
2.1 U
M U M
Air
adalah unsur penting yang sangat berperan dalam semua kehidupan, termasuk kehidupan
manusia. Tidak saja karena sekitar (65-80) % dari tubuh manusia, terdiri dari cairan, tetapi
juga karena di
dalam air itu
terdapat berbagai mineral
dan unsur kimia, seperti Ca, Fe, F, J, dan lain-lain yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan untuk menjaga kesehatan manusia. Selain dari pada itu air juga merupakan
tempat hidup binatang–binatang air, mulai dari ikan sampai mikroorganisme. Mikroorganisme–mikroorganisme yang hidup di
dalam air sangat bermacam–macam, ada yang pathogen (membahayakan bagi kesehatan
manusia) dan ada yang tidak pathogen. Oleh karena itu, air disamping sebagai
kebutuhan hidup juga sebagai media/sarana penularan penyakit.
Sejumlah
penyakit menular, terutama penyakit– penyakit
perut yang tergolong dalam “ Water borne
deseases” , seperti typus, cholera, dan gastrolenteritis ( common diarhea ),
adalah penyakit–penyakit yang dapat berkembang dan ditularkan melalui
air. Hal ini
dapat dijelaskan sebagai
berikut : “Bila
sumur tidak hygienis dan
letaknya dekat sekali
dengan kakus, dimana pada
kakus itu ada
faeses (kotoran manusia) yang mengandung kuman-kuman cholera, maka
kuman-kuman cholera tadi akan ikut dengan air yang merembes masuk kedalam sumur.
Bila air sumur yang telah terkontaminasi
oleh kuman-kuman cholera
digunakan oleh manusia
tanpa pengolahan terlebih dahulu,
maka kuman-kuman cholera itu akan masuk kedalam perut manusia dan akan
berkembang biak, maka manusianya akan sakit”.
Disamping air sebagai media
penularan penyakit perut, air pun merupakan pelarut yang sangat
baik. Oleh karena
itu di dalam
air banyak dijumpai
zat-zat kimia atau mineral-mineral. Zat
kimia dan mineral-mineral itu
kadar di dalam
air tergantung dari daerah yang di laluinya.
Agar supaya
air itu bisa
digunakan oleh manusia
secara aman (tidak mengganggu/ membahayakan kesehatan),
maka organisme-organisme, bahan-bahan kimia dan mineral-mineral tadi
keberadaannya harus pada batas-batas tertentu, dengan kata lain air tersebut
harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat ini dinamakan syarat kualitas air
minum.
Air
minum bisa didefinisikan sebagai berikut : “Air minum adalah air yang telah memenuhi
syarat kualitas air minum (syarat fisik, kimiawi dan bakteriologi)”, yang dikeluarkan
oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2005,
tentang Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum, pasal
1 ayat 2.
Air Minum adalah
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Syarat-syarat kualitas air minum adalah :
Syarat
fisik :
jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dan
sejuk (temperatur dibawah suhu kamar).
Syarat kimiawi :
air mengandung zat-zat kimia atau mineral-mineral dalam
kadar tertentu.
Syarat bakteriologi :air
tidak boleh mengandung bakteri-bakteri pathogen.
Didalam bangunan
gedung air minum
digunakan untuk berbagai
keperluan yang menunjang kegiatan
penghuninya, diantaranya adalah : keperluan untuk memasak, mandi, minum, mencuci,
penggelontor kakus, menyiram
tanaman, kolam renang,
dan lain sebagainya.
2.2 SISTEM
PENYEDIAAN AIR MINUM
Jenis penyediaan
air minum didalam
bangunan gedung ada
2 (dua), yaitu
: Penyediaan air minum dingin, dan Penyediaan air minum panas.
2.3 SISTEM PENYEDIAAN AIR
MINUM DINGIN
2.3.1 Sistem Penyediaan air Minum
Sistem penyediaan
air minum dingin
dalam suatu bangunan
gedung ada 3
(tiga) sistem, yaitu :
a) Sistem sambungan langsung
b) Sistem tangki tekan
c) Sistem tangki atap
a) Sistem sambungan langsung
Sistem sambungan
langsung adalah sistem
dimana pipa distribusi
kebangunan gedung disambung langsung dengan pipa cabang dari sistem
penyediaan air minum secara kolektif/sistem perpipaan (dalam hal ini pipa
cabang distribusi PDAM). Karena
terbatasnya tekanan air
di pipa distribusi
PDAM, maka sistem
ini hanya bisa untuk bangunan
kecil atau bangunan rumah sampai dengan 2 (dua) lantai. Pada umumnya sumber air yang digunakan pada
sistem ini adalah, air yang berasal dari pipa cabang sistem penyediaan air minum
secara kolektif (dalam hal ini pipa cabang distribusi PDAM). Untuk lebih jelasnya sistem ini dapat
dilihat pada Gambar 1
b) Sistem tangki tekan
Biasanya sistem
ini digunakan bila
air yang akan
masuk kedalam bangunan, pengalirannya menggunakan pompa.
Prinsip kerja sistem
ini dapat dijelaskan sebagai berikut : Air dari
sumur atau yang
telah ditampung dalam tangki
bawah dipompakan ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup,
sehingga air yang ada didalam tangki tertutup tersebut dalam keadaan
terkompresi. Air dari tangki tertutup tersebut dialirkan ke dalam sistem
distribusi bangunan.
GAMBAR
: 1
SISTEM
SAMBUNGAN LANGSUNG


Pompa bekerja
secara otomatis yang
diatur oleh suatu
detektor tekanan, yang menutup/membuka saklar motor listrik penggerak pompa. Pompa berhenti
bekerja kalau tekanan dalam tangki telah mencapai suatu batas maksimum yang
ditetapkan, dan bekerja kembali
setelah tekanan dalam
tangki mencapai suatu
batas minimum yang
ditetapkan. Daerah fluktuasi tekanan
biasanya ditetapkan antara 1,00 kg/cm sampai 1,50 kg/cm. Pada umumnya sumber air yang
digunakan pada sistem ini adalah, air yang berasal dari reservoir bawah (yang
sumbernya bisa dari PDAM atau dari sumur atau dari PDAM dan sumur) atau langsung
dari sumur (air tanah). Untuk lebih
jelasnya sistem ini dapat dilihat pada Gambar
2, dan Gambar 3.
c) Sistem tangki atap
Apabila
sistem sambungan langsung oleh berbagai hal tidak dapat diterapkan, maka dapat
diterapkan sistem tangki atap. Dalam sistem
ini, air ditampung
terlebih dahulu pada
tangki bawah, lalu dipompakan ke tangki atas. Tangki atas
dapat berupa tangki yang disimpan diatas atap atau dibangunan yang tertinggi,
dan bisa juga berupa menara air. Pada umumnya sumber air yang digunakan pada
sistem ini adalah, air yang berasal dari reservoir bawah (yang sumbernya bisa
dari PDAM atau dari sumur atau dari PDAM dan sumur) atau langsung dari sumur
(air tanah). Untuk lebih jelasnya sistem
ini dapat dilihat pada Gambar 4, dan
Gambar 5.
GAMBAR : 2
SISTEM TANGKI TEKAN
DENGAN SUMBER AIR DARI SUMUR

GAMBAR : 3
SISTEM TANGKI TEKAN
DENGAN SUMBER AIR DARI PDAM

GAMBAR : 4
SISTEM DENGAN TANGKI
ATAP

GAMBAR : 5
SISTEM DENGAN MENARA
AIR

Agar
sistem penyediaan air minum di dalam bangunan gedung (plambing air minum)
dapat berfungsi secara
optimal, maka perlu
memenuhi beberapa persyaratan diantaranya adalah :
a) Syarat
kualitas
b) Syarat kuantitas
c) Syarat tekanan
a) Syarat kualitas :
Air minum yang masuk
kedalam bangunan atau masuk kedalam sistem plambing air minum,
harus memenuhi syarat
kualitan air minum, yaitu
syarat fisik, syarat kimiawi, dan syarat bakteriologi, yang
sesuai dengan peraturan pemerintah, dalam hal ini Departmen Kesehatan.
b) Syarat kuantitas :
Air minum yang masuk
kedalam bangunan atau masuk kedalam sistem plambing air minum, harus memenuhi
syarat kuantitas air minum, yaitu kapasitas air minum harus mencukupi berbagai
kebutuhan air minum bangunan gedung tersebut.
Untuk menghitung besarnya
kebutuhan air minum
dalam bangunan gedung didasarkan pada pendekatan sebagai
berikut :
Jumlah penghuni gedung,
baik yang permanen maupun yang tidak permanen.
Unit beban alat plambing Luas
lantai bangunan Perhitungan
kebutuhan air berdasarkan
luas lantai banguan
hanya digunakan untuk menentukan
kebutuhan air pada
waktu pra rancangan,
tidak untuk bangunan gedung yang
sudah selesai rancangannya.
Perhitungan berdasarkan jumlah
penghuni, dipakai untuk bangunan gedung rumah tinggal.
Contoh perhitungan :
a) Menentukan banyaknya kebutuhan air minum
untuk rumah tinggal sederhana dengan jumlah penghuni sebanyak 5 jiwa. Asumsikan
kebutuhan air sebesar 100 l/jiwa/hari. Kebutuhan
air sebesar : 5 jiwa X 100 l/jiwa/hari = 500
l/hari.
b)
Menentukan banyaknya kebutuhan
air minum untuk
rumah tinggal mewah dengan jumlah penghuni sebanyak 8 jiwa.
Asumsikan kebutuhan air sebesar 250
l/jiwa/hari. Kebutuhan air sebesar : 8 jiwa
X 250 l/jiwa/hari =
2.000 l/hari.
Perhitungan berdasarkan
Unit Beban Alat
Plambing, dipakai untuk
bangunan gedung berlantai banyak.
Contoh perhitungan berdasarkan Unit Beban Alat Plambing (UBAP).
Menentukan banyaknya
kebutuhan air minum untuk bangunan hotel dengan jumlah lantai sebanyak 8
lantai. Asumsikan dalam hotel tersebut
terdapat peralatan plambing sebagai berikut : Kakus dengan tangki gelontor
sebanyak 50 unit Peturasan sebanyak 10
unit Bak cuci tangan sebanya 50 unit Bak mandi sebanyak 50 unit Dus sebanyak 10
unit
Untuk menghitung
besarnya kebutuhan air digunakan Tabel
1, dan Gambar/Grafik 6 Dari Tabel 1,
didapat jumlah Unit Beban Alat Plambing (UBAP) sebagai berikut :
Kakus dengan tangki
gelontor 50 unit
X 5 =
250 UBAP
Peturasan sebanyak 10
unit X
10 =
100 UBAP
Bak cuci tangan
sebanya 50 unit
X 2 = 100
UBAP
Bak mandi sebanyak 50 unit
X 4 = 200
UBAP
Dus sebanyak 10 unit X
4 =
40 UBAP
Jumlah total unit beban
alat plambing = 690
UBAP
Dari Gambar/Grafik 6,
didapat besarnya kebutuhan air minum, sebesar 680 l/menit
TABEL : 1
BEBAN KEBUTUHAN ALAT
PLAMBING

Beban
alat plambing yang
tidak tercantum dalam
Tabel 1 harus
diperkirakan dengan membandingkan
alat plambing tersebut dengan
alat plambing yang memakai air dalam debit yang sama. Beban yang tercantum dalam Tabel 1 adalah untuk
seluruh kebutuhan. Alat plambing yang dilengkapi dengan air panas dan air
dingin mempunyai beban masing-masing sebesar ¾ dari beban yang tercantum dalam
Tabel 1
GAMBAR : 6
GRAFIK HUBUNGAN ANTARA
KEBUTUHAN AIR MINUM DENGAN
UNIT BEBAN ALAT
PLAMBING

c) Syarat tekanan
Tekanan air
yang kurang mencukupi
akan menimbulkan kesulitan
dalam pemakaian air. Tekanan
yang berlebihan dapat
menimbulkan rasa sakit
terkena pancaran air serta
mempercepat kerusakan peralatan
plambing, dan menambah kemungkinan timbulnya
pukulan air. Besarnya
tekanan air yang
baik berkisar dalam suatu daerah
yang agak lebar dan bergantung pada persyaratan pemakaian atau alat yang harus
dilayani Tekana air yang berada pada sistem plambing (pada pipa) tekanannya
harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku, diantaranya yaitu :
-
Untuk Perumahan dan hotel antara 2,5
kg/cm atau 25 meter kolom air (mka) sampai 3,5 kg/cm atau 35 meter kolom air
(mka)
-
Untuk
Perkantoran 4,0 kg/cm atau
40 meter kolom
air (mka) sampai 5,0 kg/cm atau 50 meter kolom air
(mka)
-
Tekanan tersebut tergantung dari
peraturan setempat.
Tekanan yang dibutuhkan alat plambing
dapat dibaca pada Tabel 2
TABEL : 2
TEKANAN YANG DIBUTUHKAN
ALAT PLAMBING

Catatan
:
1) 2) Tekanan
Minimum yang dibutuhkan katup gelontor untuk kloset dan urinal yang dimuat
dalam Tabel 2 ini adalah tekanan statik
pada waktu air mengalir, dan tekanan maksimalnya adalah 4 kg/cm
3)
Untuk keran dengan katup yang menutup secara otomatis, kalau tekanan airnya
kurang dari yang minimum dibutuhkan maka katup tidak akan dapat menutup dengan
rapat, sehingga air masih akan menetes dari keran.
4)
Untuk pemanas air langsung dengan bahan bakar gas, tekanan minimum yang
dibutuhkan biasanya dinyatakan/dicantumkan pada alat pemanas tersebut
Untuk bangunan
yang berlantai banyak,
misalnya 64 tingkat,
maka tekanan air dilantai bawah (untuk sistem pengaliran
air dengan menggunakan tangki atap) akan sangat besar, yaitu
sebasar 64 X
3,50 m =
224 meter kolom
air (mka). Oleh
karena itu, agar tekanan
air tidak melampoi
batas yang ditentukan,
maka bangunan tersebut
harus dibagi menjadi beberapa
bagian atau zona,
dimana setiap zona
tekanan airnya tidak melampoi tekanan yang terlah ditentukan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 7
GAMBAR : 7
PEMBAGIAN ZONA TEKANAN

2.3.2
Komponen-komponen yang penting
Komponen-komponen atau
bagian-bagian yang penting didalam sistem penyediaan air minum suatu bangunan
diantaranya adalah :
Sumber air
2) Pompa air
3) Pipa air dan perlengkapannya (assesories)
4) Tangki air
5) Peralatan plambing air minum
2.3.2.1 Sumber air
Sumber air untuk sistem
penyedian air minum suatu bangunan gedung ada 2 (dua) macam yaitu : secara
individu dan secara kolektif
Secara individu :
adalah sistem penyediaan air minum yang sumber airnya diambil secara perorangan
atau rumah tangga/bangunan.
Secara kolektif : adalah sistem penyediaan air minum yang
sumber airnya diambil secara bersama-sama
atau kolektif yang
diselenggarakan oleh suatu badan
atau perusahaan, yang
pada umumnya badan
atau perusahaan yang menyelenggarakannya adalah
Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM). Sistem yang
digunakan untuk mendistribusikan airnya
menggunakan sarana perpipaan.
Oleh karena itu sistem ini juga
disebut : “penyediaan
air minum sistem perpipaan”. Sistem penyediaan air minum dengan sumber
air secara individu dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Air dari sumber air
yang ada didalam tanah melalui sumur
diangkat kepermukaan tanah
dengan menggunakan timba/pompa,
lalu air tersebut digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari. Ada juga air dari sumber air yang ada didalam
tanah melalui sumur
di pompa langsung
ke alat-alat plambing atau di
pompa ke menara air, lalu air dari menara air dialirkan secara gravitasi
ke alat-alat plambing.
Ada juga
yang menggunakan sumber air dari
mata air atau dari air permukaan (sungai
atau kolam). Sistem penyediaan air minum dengan sumber air secara kolektif dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Air dari sumber air
(air tanah tertekan, mata air, atau air permukaan) di alirkan melalui saluran transmisi (saluran
pembawa) air baku, baik secara gravitasi maupun secara pemompaan ke bangunan
atau unit pengolahan air minum (water
treatment plan) untuk diolah agar supaya air dari sumber air yang
belum memenuhi syarat
kualitas air minum menjadi
memenuhi syarat kualitas air minum. Air
minum dari unit
pengolahan air minum (water treatment plan) dialirkan
melalui pipa transmisi (pipa pembawa) air minum
secara gravitasi atau
pemompaan ke reservoir.
Air minum dari reservoir didistribusikan ke
konsumen atau pemakai
melalui pipa atau jaringan pipa distribusi (pipa atau
jaringan pipa pembagi) secara gravitasi atau
secara pemompaan atau
gabungan pemompaan dan
gravitasi”. Tekanan air pada pipa distribusi, maksimal 40 meter kolom
air (mka), dan pada ujung pipa distribusi minimal 10 meter kolom air (mka). Dari pipa
distribusi air dialirkan
ke bangunan gedung,
bisa secara langsung keperalatan plambing, bisa juga
secara tidak langsung (menggunakan menara air). Air
dari sistem penyediaan
air minum kota
(PDAM) pada umumnya
kualitasnya sudah memenuhi persyaratan kualitas air minum, kalau air
dari sumber air individu, ada yang sudah memenuhi syarat kualitas air minum ada
juga yang belum memenuhi. Kalau belum
memenuhi syarat kualitas air minum, maka air tersebut harus diolah terlebih
dahulu agar memenuhi persyaratan
air minum, sebelum
masuk ke dalam
sistem plambing bangunan
gedung.
2.3.2.2 Pompa air
Pompa air
adalah suatu alat
untuk menaikan air
dari level yang
rendah ke level yang
lebih tinggi. Dilihat
dari jenisnya dapat
dibedakan menjadi 2
(dua), yaitu pompa hisap dan pompa hisap-tekan. Pompa
hisap hanya menaikan air dari level dibawah pompa kelevel sama
dengan level pompa.
Pompa hisap-tekan menaikan
air dari level
dibawah pompa ke level diatas
pompa. Dari cara
kerjanya, pompa dapat
dibedakan menjadi pompa
tangan dan pompa mekanik (digerakan dengan cara mekanik). Untuk lebih jelasnya pompa tangan dapat
dilihat pada Gambar 8 dan Gambar 9
Dilihat dari cara meletakan pompa, pompa mekanik dibedakan menjadi
2 (dua) golongan, yaitu :
-
Pompa yang diletakan diatas permukaan
air (pompa centrifugal dan pompa jet).
-
Pompa yang diletakan didalam air, yang
disebut pompa rendam (submersible pump).
Untuk lebih jelasnya pompa mekanik dapat
dilihat pada Gambar 10 sampai dengan Gambar 16.
Pompa centrifugal akan
efektif digunakan untuk menaikan air dari kedalaman lebih kecil atau sama
dengan 7.00 meter (jarak dari pompa sentrifugal
dengan permukaan air yang akan di pompa
< 7.00 meter). Untuk menaikan
air, bila kedalaman muka air lebih besar dari 7.00 meter dari permukaan tanah,
sebaiknya digunakan pompa jet (jet pump), atau pompa rendam (submersible pump).
Agar pompa bisa
berfungsi secara optimal
(terutama pada pompa
centrifugal), maka udara tidak boleh masuk kedalam pipa hisap.
GAMBAR : 8
POMPA TANGAN


GAMBAR : 9
CARA KERJA POMPA TANGAN

GAMBAR : 10
POMPA MEKANIK

GAMBAR : 11
DETAIL POMPA MEKANIK


GAMBAR : 12
PEMASANGAN FOOT VALVE

GAMBAR : 13
LAYOUT POMPA JET

GAMBAR : 14
POMPA JET

Peralatan (assesories)
yang harus ada sekitar pompa adalah :
Foot
valve
Pipa
hisap dan peralatannya
Pompa
itu sendiri
Fleksible
joint
Sambungan
peredam getaran
Pipa
tekan
Katup
(valve)
Katup
searah (swing valve)
Saringan
(strainer)
Kadang-kadang
manometer
Fungsi dari
peralatan-peralatan yang ada sekitar pompa tersebut diatas diantaranya adalah
sebagai berikut :
Foot valve, dari jenis
katup searah : berfungsi
untuk mencegah air turun kembali.
Pipa hisap dan
peralatannya (soket, knie) :
berfungsi sebagai jalan air ke pompa
air
Pompa air : berfungsi untuk menaikan air.
Fleksible
joint :
berfungsi agar pada
waktu pompa akan dipasang setelah diperbaiki
(dilepas), pada waktu
pemasangnya kembali tidak mengalami kesulitan.
Sambungan peredam
getaran :
berfungsi untuk meredam
getaran pompa agar tidak merambat ke
pipa. ambungan peredam getaran biasanya
dipasang pada pompa dengan kapasitas
yang besar.
Pipa tekan : berfungsi
sebagai jalan air dari pompa air.
Katup (valve) :
berfungsi untuk
mengatur aliran air, biasanya yang
digunakan adalah dari jenis gate valve
(katup sorong).
Katup searah (swing
valve) :
berfungsi untuk menahan
air balik agar tidak menekan pompa.
Saringan
(strainer) :
berfungsi untuk
menyaring kotoran agar tidak masuk
kedalam pompa.
Manometer :
berfungsi untuk
mengukur tekanan air. Biasanya dipasang
pada pompa dengan kapasitas yang
besar. Pipa hisap yang tegak harus
dipasang tegak lurus, dan pipa hisap yang mendatar harus dipasang
agak miring ke
atas kearah pompa
agar udara tidak terjebak
pada pipa hisap. Pada pipa hisap, udara tidak boleh masuk
kedalam pipa, oleh karena itu pada pipa hisap sedapat mungkin jangan terlalu
banyak sambungan. Karena pada sambungan tersebut udara mudah masuk
LANGKAH-LANGKAN
PERANCANGAN SISTEM PLAMBING AIR MINUM
1.
Tentukan letak masing-masing alat
plambing air minum
2.
Buat gambar lay out jaringan pipa air
minum
3.
Buat gambar isometri jaringan pipa air
minum
4.
Tentukan
garis tengan pipa
air minum dengan
mengacu pada Tabel
5 (Ukuran minimum pipa
penyediaan air alat
plambing) dan Tabel
6 (The number
of ½ inch pipes
that will discharge
as much as
a single pipe
of any other
size for the
same pressure loss)
5.
Tentukan letak peralatan pipa
(accessories pipes) pada gambar isometri jaringan pipa air minum
6.
Tentukan
sisa tekanan pada
masing-masing alat plambing
sesuai dengan sisa
tekan yang dibutuhkan oleh
masing-masing alat plambing
sesuai denga Tabel
2 (Tekanan yang dibutuhkan alat
plambing)
7.
Hitung kehilangan tekanan pada pipa dan
peralatannya (kehilangan tekanan pada pipa dan peralatannya untuk rumah tinggal
sebesar 1 mka sampai 2 mka)
8.
Untuk menentukan Head Pompa (Hp)
digunakan rumus sebagai berikut :
Hp
= Kehilangan tekanan + sisa tekan pada alat plambing + Hst
Hst
adalah jarak vertikal antara pompa dan pipa out let pada menara
9.
Untuk menentukan tinggi menara air
digunakan rumus sebagai berikut : Hst
adalah jarak vertikal antara permukaan tanah dan alat plambing yang tertinggi
atau alat plambing dengan total kehilangan tekanan (kehilangan tekanan dalam
pipa + sisa tekanan) yang paling besar .
Tidak ada komentar :
Posting Komentar